Pada "bingkai luarnya" sebenarnya peran seni musik di sekolah anak berkebutuhan khusus sama dengan sekolah umum lainya. Peran tersebut antara lain sebagai sarana untuk mengungkapkan ekspresi, emosi, kreatifitas, kemampuan bahasa dan komunikasi. contoh :
- Siswa B (Tuna Rungu Wicara). Meski memang musik belum bisa dilaksanakan maksimal, tapi hal ini masih memungkinkan. dengan menitik beratkan pada indera visual, maka sensorik dan motorik masih bisa dijalankan. salah satunya dengan cara memainkan alat musik pukul. Dimana motorik siswa bisa dilatih dengan cara melihat contoh pukulan (visual).
- Siswa C (Tuna Grahita). Siswa C (Tuna grahita ringan) pada umumnya mempunyai kelemahan bidang keilmuan. sedangkan musik masuk ke ranah ketrampilan. Siswa cenderung lebih menyukai hal-hal yang bersifat praktek daripada pelajaran dengan metode ceramah. peran musik disini antara lain: dapat meningkatkan daya ingat.
Dengan menyanyikan sebuah lagu berulang-ulang, akan mampu menanggulangi keterbatasan ingatan siswa. selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa. Bisa dimulai dengan menyanyikan lagu daerah (yang menggunakan bahasa daerah asal) hingga lagu wajib nasional (yang menggunakan Bahasa Indonesia).
Dan yang terakhir adalah untuk meningkatkan kemampuan bicara verbal. karena beberapa dari mereka masih banyak yang "pronounsation-nya" masih belum jelas. dengan bernyanyi, akan diajarkan pengucapan berbagai huruf dengan jelas.
- Siswa Autis. Untuk siswa Autis ini, musik menjadi salah satu bentuk terapi yang digunakan untuk meningkatkan konsentrasi anak.
Meski anak autis dikenal menggunakan konsep belajar visual, tetapi untuk terapi musik juga bisa bermanfaat untuk menurunkan emosi dalam diri anak. misalnya dengan mendengarkan lagu yang tanda temponya berkisar sesuai dengan denyut jantung. dengan volume sedang, akan membuat anak autis menjadi lebih nyaman pada saat menerima pembelajaran. - Untuk kategori Siswa A (Tuna Netra) tidak banyak yang bisa saya ulas. hal ini karena hingga saat ini, disekolah saya belum mempunyai Siswa A tersebut. Tetapi berdasarkan pengamatan pada SLB lain, kecenderungan siswa A memainkan musik dengan media Keyboard dengan program/style. kelemahan sistem ini menurut saya, perkembangan siswa akan terhambat. Karena hanya berpatokan pada keyboard dan midi yang sudah ada di USB. Artinya, tinggal klik saja, lagu sudah bisa dimainkan tanpa perlu memainkan alat musiknya. Mungkin hal ini perlu penanganan lebih lanjut, mengingat beberapa siswa A yang pernah saya temui sungguh sangat berbakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar