Jumat, 20 Maret 2020

MEMBENCI MUSIK DAPAT BERPOTENSI DISKONEKSI OTAK

MEMBENCI MUSIK DAPAT BERPOTENSI DISKONEKSI OTAK..




Pasti sebagian besar dari kalian  belum pernah menemukan orang yang membenci musik. Karena satu fenomena yang di kenal dengan istilah musical anhedonia ini amat sangat jarang terjadi dan hanya dialami oleh 3% hingga 5% populasi manusia.

Namun justru yang mengejutkan adalah kepribadian tersebut ternyata mengurangi konektifitas antara bagian otak cortical yang bertanggung jawab atas pemprosesan suara dengan sebagian subcortical otak yang berhubungan dengan penghagaan.

Sebuah penelitian gabungan antara University Of  Barcelona, Montreal Institute, serta Hospital Of McGill University, menemukan fakta medis tersebut untuk mempelajari fenomena ini mereka melakukan penelitian terhadap 45 Responden sehat. Pada tahap awal penelitian penelitian para sukarelawan ini di minta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuisioner untuk mengetahui seberapa sensitif mereka terhadap musik. sebagai hasilnya mereka akan di kelompokan menjadi tiga sesuai dengan tingkat sensitifitas masing-masing responden terhadap musik.

Tahap selanjutnya para responden akan di minta untuk mendengarkan musik, sembari di lakukan pemindaian FMRI untuk mengetahui seberapa tinggi ia menikmati musik yang ada secara langsung.
Untuk mengetahui seberapa tinggi respon mereka terhadap sebuah reward, para responden juga di minta untuk memainkan sebuah permainan judi.

Dari data hasil pemindaian FMRI, para peneliti menemukan bahwa pada saat para 'pembenci musik' (musical anhedonic) mendengarkan musik, terjadi penurunan aktifitas Nucleus Accubens, sebuah area kunci di dalam struktur otak subcortical sebagai jaringan penghargaan . Penurunan terjadi lebih kepada konsektifitas antara area otak cortical dengan Nucleus Accmbens. Sebaliknya, seseorang yang sensitif terhadap musik justru mengalami peningkatan konektifitas jaringan syaraf tersebut pada ia mendengarkan musik.

Turunnya kualitas konektifitas otak diketahui menjadi penyebab utama defisit kemampuan kognetif seseorang. Seperti pada studi kelainan autis misalnya, ketidakmampuan otak untuk memproses suara  manusia sebagai sesuatu yang nyaman di sebabkan karena adanya penurunan konektifitas antara posterior superior temporal sulcus dengan bagian otak reward termasuk Nucleus Accumbens. Penelitian tahapan musical anhedonic ini menunjukan betapa pentingnya pula sistem konektifitas jaringan otak kita.

"penemuan ini tidak hanya membantu kita untuk memahami keberagaman individu pada fungsi sistem syaraf reward  mereka, namun juga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan teknologi terapi terhadap kelainan sejenis, seperti sifat apatis, depresi, dan adiktif," Ungkap Robert Zatorre, salah seorang ilmuwan.


Bagaimana menurut kalian mengenai artikel di atas?,, apakah kalian termasuk seseorang yang membenci musik atau seseorang yang menyukai musik?.

Setiap orang pasti mempunya bakat dan kemampuan dalam bermusik, namun saja perlu di kembangkan bakatnya dengan cara belajar atau mendalami kemampuan kita dalam bermusik..☺


Buat kalian yang ingin menambahkan pengetahuan musik, selain tidak hanya mendapat ilmu musik di sekolah namun bisa mengasah kemampuan otak dan bermusik kalian bersama Allegra Private Music Course ..

Segera daftarkan diri kalian, dan jangan lewatkan juga promo-promo Allegra Private Music Course  di setiap tahunnya yah☺






Tidak ada komentar: